Setelah berminggu-minggu merindukan lekuk tubuh tetanggaku yang ranum, akhirnya aku memanggilnya untuk mendekat.Begitu dia melangkah melewati pintu, aku terpikat oleh sosoknya yang menggairahkan, pemandangan yang telah terukir di benakku sejak pertemuan pertama kami.Tubuhnya yang montok menjadi perjamuan mata, dan aku tidak bisa menahan keinginan untuk mengeksplorasinya lebih jauh.Dengan penuh semangat dia berlutut, matanya tidak pernah lepas dari anggotaku yang berdenyut.Dengan senyum menggoda, dia menggandengku, bibirnya dengan ahli mengerjakan keajaiban mereka.Saat dia berdiri, dia menawarkan pandangan yang menggiurkan tentang asetnya.Aku tidak membuang waktu, mengubur diriku dalam-dalam, irama kami bergerak dalam setiap saat, irama tubuhnya semakin keras, aku merintih dari belakang tubuhnya.Segera kulihat dia menggelinjang, tak lama kemudian kami saling bertukar kenikmatan, saling berpandangan dengan rintihan kenikmatan yang menggebu-gebu, tak lama kami berpandangan, saling berpagutan dan saling berpandukan.